05 Desember 2008

Talaga, Pulau Kecil Kaya Tambang Nikel



DARI segi peta geografis, Pulau Talaga yang terdiri atas beberapa kecamatan, terpisah dari daratan Pulau Besar Buton. Pulau ini berada di barat daya – selatan dari pasar Wajo, ibukota Kabupaten Buton.


Pulau Talaga bukan hanya kaya hasil laut, termasuk pesisirnya, tetapi juga menyimpan potensi tambang yang besar, seperti nikel, yang terdapat di Desa Wulu Kecamatan Talaga Raya. Namun, potensi tersebut belum tergarap sebagaimana mestinya.


Berkat kerja keras Bupati Buton, Ir H.L.M.Sjafei Kahar, yang terus mencari investor, akhirnya awal tahun lalu, ada mitra usaha yang menanamkan modalnya untuk eksplorasi nikel di Kepulauan Talaga.


Pekerjaan eksploitasi dimulai sejak kedatangan peralatan penambangan pada 24 Agustus 2007. Setelah kurang lebih satu bulan melakukan pembangunan infrastruktur berupa pembukaan pit, pembangunan jalan tambang dan angkutan, pembangunan stockpile, pembangunan pelabuhan, serta sarana pendukung lainnya, berupa perumahan dan kantor, maka saatnya melakukan produksi.


Pekerjaan penambangan sendiri didukung kurang lebih 50 unit alat berat yang bervariasi, mulai dari dump truck hingga buldozer. Rentetan pekerjaan ini mulai dari eksploitasi, sampai pada pengapalan, yang didukung sekitar 600 tenaga kerja.


Sebagian besar tenaga kerja yang direkrut adalah putra-putri setempat, orang-orang lokal. Sampai saat ini, pihak perusahaan bahkan masih membuka peluang dan kesempatan bagi tenaga kerja lokal.


Untuk kepentingan pengapalan, pihak MV Tenshu Maru mampu memuat 50.000 metrik ton. Biji nikel dari Pulau Talaga yang diekspor ke China ini memiliki kadar sekitar 2 persen.


Bupati Buton, Ir H.L.M.Sjafei Kahar, ketika launching pengapalan nikel mengucapkan terima kasih kepada PT Arga Morini Indah dalam mengelola biji nikel sebagai aset kekayaan Kabupaten Buton.


Ekspor biji nikel ini memberikan kontribusi nyata bagi Buton, di mana setiap kali pengiriman, sekitar 50.000 ton, masuk ke PAD Buton sebesar Rp 250 juta. Dengan demikian, dalam setahun, jika pengirimannya mencapai 10 kali, Buton memperoleh pemasukan Rp 2,5 milyar.


Kapal bertonase 50.000 ton dulu tidak bisa sandar di tempat-tempat lain, termasuk Sulawesi Tenggara dan Buton. Dengan hadirnya perusahaan tambang tersebut, yang telah membangun pelabuhan, kapal-kapal bertonase ribuan ton kini sudah bisa sandar di Buton.


Menurut Sjafei, kerjasama ini sebagai upaya pemerintah kabupaten untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buton. Apalagi, katanya, kontrak kerjasama dengan PT Arga Morini ini berlangsung selama 20 tahun. (lutfi hasmar)

Tidak ada komentar: