05 Desember 2008

Aspal Buton, Terbesar di Dunia

MENDENGAR kata Buton, biasanya persepsi kita langsung mengarah pada material untuk pembuatan jalan, yakni aspal. Tidak salah, Pulau Buton memang penghasil aspal. Menurut Bupati Buton, Ir H.L.M Sjafei Kahar, kandungan aspal yang terdapat di wilayahnya sekitar 600 juta ton, terbesar di dunia.


‘’Harga aspal Buton sangat kompetitif, bahkan jauh lebih rendah dari aspal minyak. Mutunya juga dapat dipertanggungjawabkan,’’ ungkap Sjafei Kahar.


Ada beberapa perusahaan yang mengelola aspal Buton, baik yang sudah lama beroperasi maupun yang baru memulai kegiatannya pada tahun 2002 lalu.


Menurut pihak PT Sarana Karya Banabungi, salah satu perusahaan yang menanamkan modalnya di Buton, kualitas aspal Buton yang diproduksinya sudah terbukti keunggulannya. Beberapa ruas jalan di Pulau Jawa yang menggunakan aspal Buton, kondisinya masih stabil. Padahal, setiap saat dilewati kendaraan bertonase tinggi.


Dalam upaya meningkatkan kualitas aspal Buton agar dapat bersaing dengan produksi-produksi aspal lainnya, Pemkab Buton mengajukan rancangan Perda tentang Pengaturan Pengolahan dan Produksi serta Perdagangan Antar Pulau dan Ekspor Aspal Buton.


Rancangan Perda tersebut telah ditetapkan DPRD setempat. Dalam regulasi ini, aspal Buton - setelah melalui proses pabrikasi – tidak dijual dalam bentuk ‘gelondongan’, melainkan dalam bentuk bahan setengah jadi atau bahan jadi yang dilaksanakan di tempat pengolahan dalam wilayah Kabupaten Buton.


Dampak positif lainnya yang diharapkan muncul dari kegiatan pabrikasi aspal Buton adalah terciptanya lapangan kerja serta peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Buton.


Potensi tambang lainnya yang cukup besar di Buton adalah nikel. Bahan tambang ini tersebar di Desa Wulu, Kecamatan Talaga Raya. Beberapa waktu lalu, PT Argo Morini Indah telah melakukan pengapalan perdana biji nikel sebanyak 350 ribu ton ke China.


Untuk menarik minat investor menanamkan modal di daerahnya, Bupati Buton memberikan berbagai kemudahan. Yang penting, syarat-syaratnya dipenuhi. Misalnya, melengkapi AMDAL untuk eksploitasi tambang.


‘’Kalau memenuhi syarat sesuai aturan yang berlaku, izin kita berikan. Tanpa ketemu saya pun, yang penting sudah memenuhi syarat, saya siap tanda tangan,’’ tegas Sjafei Kahar. (nining)

Tidak ada komentar: