05 Desember 2008

Hj Salmatiah, Membangun SDM Buton

SAAT menyampaikan laporan dalam perayaan melepas tahun 2007 dan menyambut tahun baru 2008, Bupati Buton Ir H.L.M Sjafei Kahar memuji aktifitas TP PKK Kab. Buton yang tidak sedikit peranannya dalam pembangunan di daerahnya.


Pujian bupati tersebut bukan semata-mata lantaran Ketua TP PKK Kabupaten Buton – Ny Hj Wa Ode Salmatiah Sjafei Kahar - adalah istrinya, tetapi karena memang sudah banyak yang diperbuat Ny Salmatiah bersama jajaran pengurusnya, seperti diakui Hj Wa Ode Nana Zam’a.


Menurut Ketua Pokja II PKK Kabupaten Buton itu, Ny Salmatiah adalah sosok yang ingin membangun dan meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) di daerahnya. Salah satu upayanya yang sangat menonjol adalah pembangunan gedung Taman Kanak-Kanak (TK) lewat dana PPK di setiap desa.


Ketika Kabupaten Buton dimekarkan, di mana Baubau berdiri sendiri sebagai daerah otonom dengan status Kota Administratif, jumlah TK di daerah penghasil Aspal itu hanya 42 buah. Sekarang, berkat kepemimpinan Ny Salmatiah dan dukungan seluruh jajarannya, berkembang menjadi 147 TK yang tersebar di 21 kecamatan dan diupayakan setiap desa, setiap SD, punya TK.


Atas prakarsa Ny Salmatiah pula, pembiayaan untuk pengangkatan guru-guru TK diupayakan melalui honor bupati.


‘’Dulu banyak anak-anak yang putus sekolah, sekarang tidak. Mereka ingin berlomba-lomba untuk mengabdikan dirinya di TK,’’ terang Hj Wa Ode Nana Zam’a.


Ny Salmatiah juga sangat terobsesi untuk mengangkat derajat kerajinan tangan di daerahnya agar sejajar dengan daerah lainnya yang sudah maju. Berbagai upaya dilakukannya untuk mencapai hasil tersebut, di antaranya mengikuti berbagai pameran di Jakarta dan luar negeri.


Ketua Dekranasda Buton itu juga membuat berbagai terobosan agar produk kerajinan daerahnya lebih dikenal, antara lain bekerjasama dengan pengusaha di Yogyakarta dan Solo mendesain batik dengan motif-motif khas Buton, seperti motif akik-akik, bunga rongo, naga, dan nenas.


‘’Kami menjalin kerjasama dengan pengusaha di Yogyakarta dan Solo. Kami berikan mereka motif, mereka desain bagaimana caranya supaya bisa dijadikan batik. Tapi saya yang punya ide gambarnya. Itulah tujuan saya supaya kerajinan Buton terkenal,’’ tuturnya.


Ia pun berupaya meningkatkan mutu tenunan khas daerahnya, bekerjasama dengan pengusaha di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, sehingga tenunan Buton kini sudah ada sutranya, mirip-mirip Sulsel.


Sewaktu studi banding di Bandung, pengurus PKK di daerah tersebut banyak yang tertarik tenunan Buton karena warnanya bagus. Demikian pula dengan pengurus PKK Makassar.


‘’Mereka sangat tertarik karena motifnya lain, tidak seperti di Makassar. Mereka sepertinya ingin seperti kita punya, yang banyak corak dan banyak motif,’’ jelas Ny Salmatiah.


Di samping mengikutkan dalam berbagai pameran di Jakarta dan luar negeri, Ny Salmatiah juga berupaya memperkenalkan kerajinan Buton kepada pejabat-pejabat penting di Jakarta, antara lain Andi Mallarangeng, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan, dengan memberi mereka souvenir hasil kerajinan daerahnya.


‘’Apakah nantinya dibuang atau apa, yang jelas mereka sudah mengetahui kerajinan dari daerah kami,’’ kilahnya.


Pada waktu pameran di Jakarta beberapa waktu lalu, hasil kerajinan Buton ternyata tidak kalah dengan kerajinan-kerajinan dari daerah lain. Bahkan, yang membesarkan hati Ny Salmatiah, tenunan serat nenas dari daerahnya kini sudah masuk Istana Negara. Mereka sangat antusias dan langsung memesan 6 meter saat mengunjungi stand Buton.


Masih ada satu impian yang ingin diwujudkan ibu tiga putra-putri yang energik ini, yaitu memperkenalkan pakaian adat perkawinan. Ia ingin mempromosikan pakaian adat perkawinan daerahnya melalui media nasional, khususnya majalah-majalah perkawinan.


‘’Saya sudah jahit baju, tinggal cari modelnya, supaya tidak kalah dengan daerah-daerah lain. Mudah-mudahan bisa terwujud,’’ harapnya.


Dalam membawakan peran sebagai istri bupati, ibu rumah tangga dan pemimpin beberapa organisasi, Ny Salmatiah mengakui dirinya harus pandai-pandai mengatur waktu agar semua tugas dan kegiatannya bisa terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, ia merasa bersyukur karena didukung pengurus-pengurus PKK yang tak diragukan lagi dedikasi dan kinerjanya.


‘’Mereka sangat aktif, apalagi dalam menghadapi lomba-lomba, seperti Lomba Kesatuan Gerak PKK, Lomba Desa, Lomba Posyandu, dan lain-lain, merekalah yang berperan banyak. Tanpa mereka, saya tidak bisa berbuat apa-apa,’’ pujinya, tulus.


Perempuan yang sering terjun di lapangan dan langsung berhubungan dengan masyarakat ini berharap, mudah-mudahan perempuan Buton nantinya tidak terpuruk lagi seperti pada zaman-zaman dahulu. Dan, yang melegakan hatinya, saat ini sudah ada beberapa perempuan Buton yang memegang jabatan penting, baik di pemerintahan maupun legislatif.


Ditanya tentang rencananya ke depan, Ny Salmatiah mengaku ingin terjun ke dunia politik. Saat ini sudah banyak parpol yang menawarinya, tapi ia masih pikir-pikir karena di samping masih mendampingi suami sebagai istri bupati, juga sibuk dalam kegiatan PKK.


‘’Nanti kalau sudah selesai masa jabatan bapak atau setelah pensiun sebagai PNS, saya akan masuk partai. Insya Allah,’’ pungkasnya. (nining)

Tidak ada komentar: