13 Oktober 2008

Seperti di Kampung Sendiri


Profil Aldo Barreto

MEMASUKI tahun ketiganya di Indonesia, khususnya di Makassar, Sulawesi Selatan, bomber PSM yang musim lalu mampu mengoleksi 15 gol buat tim kebanggaan masyarakat Sulsel ini merasa telah menikmati hidup bagai di negara sendiri (Paraguay).

‘’Tahun ini merupakan tahun ketiga saya berada di Indonesia dan tentu saja secara pribadi saya sangat senang lantaran tidak ada bedanya dengan hidup di kampung sendiri bersama keluarga,’’ tuturnya.

Pemain berusia 27 tahun ini mengaku berasal dari latar belakang keluarga yang stratanya tidaklah sama seperti kebanyakan pemain top dunia lainnya.

‘’Latar belakang keluarga saya di kampung hanya orang biasa, bahkan saat masih kecil, kami 11 orang bersaudara hidup dengan apa adanya,’’ terangnya.

Pemain asing yang kini menjadi idola di tim Juku Eja ini menegaskan dirinya tak merasa malu menceritakan segala liku-liku kehidupan keluarganya di Paraguay. Menurutnya, hal tersebut tak perlu ditutup-tutupi sebab menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

‘’Kami bukanlah dari golongan keluarga orang berada, apalagi jika dikatakan keturunan bangsawan. Aku dan keluarga dari keturunan orang biasa yang hidup di kampung seperti halnya orang-orang kampung di Makassar ini. Tetapi, sekali lagi, terima kasih Tuhan, Engkau telah membukakan jalan bagi saya untuk bisa menjadi pemain profesional,’’ ujarnya.

Suami Estela Maris (21) ini pun mengakui, sejak kecil dirinya digembleng hidup disiplin dan bekerja keras membantu orang tua tercinta. Sehingga tak sedikit pekerjaaan yang dibebankan kepadanya dari sang ayah pada masa kecil, termasuk memelihara serta merawat kuda dan sapi.

‘’Setiap saat aku selalu diberi tugas oleh bapak dan ibu untuk mengurusi dan memberikan makan kuda-kuda. Jumlah gembalaan kami bukan cuma satu ekor, tetapi cukup banyak,’’ papar Aldo, menceritakan masa lalunya.

Tidak mengherankan jika anak ke-8 dari 11 bersaudara yang kini berdomisili di Puri Mutiara IV Nomor 16 Jl Monginsidi Baru ini menjadi bintang pujaan di PSM, lantaran semuanya diawali dengan kemauan, disiplin, tekad serta kebiasaan kerja keras sejak kecil yang sekaligus dijadikan sebagai motivasi untuk sukses.

Dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dari para suporter serta masyarakat Sulsel secara keseluruhan sehingga dirinya bisa seperti sekarang ini.

‘’Bagi saya, segala kemampuan yang aku berikan pada tim belumlah cukup tanpa support dari pencinta PSM,’’ ucapnya.

Diakuinya pula, Kota Makassar menjadi kota yang tidak akan pernah dilupakannya hingga kapanpun, meski suatu hari kelak tidak lagi menjadi pemain bola dan kembali ke kampung halamannya.

‘’Aku kepengen hidup lebih lama lagi di Makassar, sebab Makassar bagi saya dan keluarga sama saja dengan hidup membangun bahtera rumah tangga di kampung sendiri,’’ katanya.

Apalagi, menurutnya, Kota Daeng ini telah menyatu dalam kehidupannya beserta istri dan anak-anaknya.

‘’Mereka semua (istri dan anak) sangat senang, apalagi kami tidak lagi kesulitan berkomunikasi sebab sudah faham dan bisa berbahasa Indonesia. Meskipun awalnya sangat susah, tetapi akhirnya kami bisa beradaptasi,’’ akunya.

Bapak dua anak ini juga mengaku tidak ada masalah dengan makanan, lingkungan, cuaca serta karakter orang Makassar.

‘’Soal makanan, kami tidak merasakan adanya masalah, semuanya asyik dan nikmat buat kami, terutama makan coto Makassar dan Pallubasa. Saya juga senang karakter orang di sini, dan kita anggap semuanya saudara,’’ujarnya.

Tidak ada yang pernah menyangka bahwa kepiawaian Aldo Barreto memainkan si kulit bundar di lapangan hijau ternyata berawal dari bermain bola secara sembunyi-sembunyi di kala usianya masih belia. Pemain yang kini menjadi tumpuan dan harapan Pasukan Ramang pada Super Liga 2008 ini bahkan sering main kucing-kucingan dengan bapaknya saat ingin pergi main bola.

‘’Aku masih ingat waktu kecil setiap kali mau main bola, terlebih dahulu harus berurusan dengan bapak sebab biasanya saya tidak diberikan izin alias dilarang untuk main bola. Karena itu, jalan satu-satunya adalah melakukannya secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan bapak,’’ cetus Aldo, yang bercita-cita menjadi pelatih setelah nanti ‘gantung sepatu’.

Saking semangatnya ingin menjadi pesepakbola profesional, putra pasangan Donato Barreto-Arsenia Miranda ini mengaku sempat mengalami patah kaki saat masih kecil.

‘’Kaki saya pernah mengalami patah tulang ketika masih kecil. Saat itu saya bermain bola tanpa sepengetahuan orang tua, dan akhirnya saya pun dimarahi, tetapi hal tersebut tidaklah menyurutkan niat dan langkahku untuk tetap menggeluti sepakbola,’’ tegasnya.

Dengan kejadian patah kaki lantaran bermain bola itu, dirinya bukan hanya memperoleh ‘jatah’ marah dari sang bapak, bahkan juga sampai dipukuli.

‘’Tapi semua itu aku maklumi dan menerimanya dengan lapang dada, sebab pada dasarnya tak ada orang tua yang ingin melihat anaknya menderita. Mungkin karena khawatir terhadap anaknya sehingga kita dilarang main bola,’’ jelas Aldo, yang didampingi istri tercinta, Estela Maris.

Setelah berhasil mewujudkan keinginannya menjadi pemain profesional, Aldo kini menjadi kebanggaan orang tua bahkan seluruh keluarga dan kerabat di kampungnya, sehingga setiap kali pulang kampung di saat menjalani masa liburan, pemain andalan PSM ini mengaku senantiasa mendapatkan perlakuan khusus.

‘’Mereka bangga dengan prestasi yang aku torehkan saat ini sehingga kalau pulang kampung, sepertinya saya bagaikan seorang pahlawan yang disanjung. Kalau pada masa lalu, bapak dan ibu sering marah jika saya main bola, saat ini justru berganti dengan pujian. Ibu dan bapak juga minta maaf atas perlakuannya di masa lalu. Alasannya, saya sekarang sudah sukses menjadi pemain bola profesional,’’ kuncinya. (wahyudin)

Biodata :

Nama : Aldo Barreto (27 Tahun)
Asal : Paraguay
Hobi : Makan Coto Makassar, Pallu Basa
Minuman Kesukaan : Coca-cola
Posisi di PSM : Striker
Nomor HP : 081 382 795 629
Istri : Estela Maris (21 Tahun)
Anak : - Mahia Marisol (3 Tahun)
- Milagro Abigahil (6 bulan)
Ibu : Arsenia Miranda
Bapak : Donato Barreto
Alamat : Puri Mutiara IV/16, Jl. Monginsidi Baru, Makassar

Tidak ada komentar: