30 Oktober 2008

Ridwan BAE Siap Besarkan Golkar Sultra


Ridwan BAE (tengah)

MELALUI Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang sempat diwarnai ketegangan, yang diadakan di sekretariat Golkar Kota Makassar pada 22 Juli lalu, Ridwan BAE akhirnya dikukuhkan sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara yang baru (Antar Waktu) Periode 2004-2009. Amanah yang dipercayakan kepada Ridwan terhitung tidak ringan, namun tokoh muda dari Muna ini yakin mampu membesarkan partai berlambang pohon beringin tersebut.

Ridwan menyadari, tantangan yang akan dihadapinya ke depan dalam upaya memajukan partai Golkar cukup besar. Selain menghadapi perpecahan di tubuh partai itu sendiri, persaingan untuk mendapatkan simpati dan kepercayaan dari rakyat juga semakin kompetitif mengingat partai peserta pemilu kini jumlahnya bertambah banyak.

Pekerjaan rumah yang paling mendesak untuk segera dituntaskan adalah melakukan konsolidasi, utamanya di tingkat elit Golkar. Ridwan sendiri mengakui, di forum Musdalub beberapa waktu lalu yang berlangsung panas pastilah ada perbedaan-perbedaan. Tapi itu hal biasa, bagian dari demokrasi.

‘’Saya yakin, hanya dengan konsolidasi etika bisa segera teratasi karena mereka memahami, sadar akan perbedaan ini,’’ ujar Ridwan.

‘’Basis kami mungkin belum mengetahui perbedaan ini. Karena itu, dalam waktu dekat kami akan keliling ke berbagai wilayah di Sultra, ingin menyampaikan bahwa kami tidak pernah bermusuhan, kita hanya berbeda pendapat dan perbedaan pendapat itu telah melahirkan sebuah pembenahan yang lebih baik,’’ sambungnya.

Demi kebesaran partai Golkar, Ridwan sebagai pengemban amanah akan menghilangkan kesan lama yakni pecat memecat dan musuh memusuhi yang selama ini terjadi di tubuh partainya. Ia pun akan merangkul kembali pihak-pihak yang berseberangan dengannya, dengan gaya-gaya dan kemampuan organisasi yang dimilikinya. Ia tak ingin ada kubu-kubuan lagi. Kader partai Golkar harus bersatu kembali.

Banyaknya partai peserta pemilu yang jumlahnya sampai puluhan, tak menyurutkan tekad Ridwan untuk membesarkan Golkar. Karena, pada dasarnya, Golkar adalah partai besar, yang memiliki kader berkualitas handal serta infrastruktur sampai tingkat bawah.

Tanpa bermaksud meremehkan, Ridwan menyebutkan mungkin 80-90 % politisi yang saat ini berkecimpung di partai lain adalah mantan kader Golkar. Menurut dia, itu adalah hak pribadi mereka. Tapi kalau dilihat dari sudut pandang politik, itu biasanya virus. Kalau bukan virus, mereka akan tetap bertahan di Golkar karena mereka pernah hidup dengan partai, bahkan pernah merasakan dan menikmati fasilitas dari partai. Tapi begitu partai menganggap sudah cukup, maka dia berpindah ke partai lain.

‘’Mudah-mudahan sekarang yang ada di tengah-tengah partai Golkar adalah orang-orang yang murni berjuang hanya untuk kepentingan Golkar,’’ harapnya.

Ridwan merasa heran dengan fenomena yang kini berkembang di masyarakat, mungkin bukan hanya di Sultra, tetapi juga di seluruh Indonesia, di mana dalam satu keluarga terjun ke dunia politik dengan mengusung partai berbeda. Baik ayah, ibu maupun anak, masing-masing punya partai sendiri.

‘’Itu mengherankan saya. Apa sebenarnya tujuan mereka berpartai, mau membesarkan partai secara bersama-sama atau mencari jabatan? Mudah-mudahan orang-orang seperti itu, yang tidak memiliki visi yang sama, yang tidak mau menyatukan visi, cepat hilang dari Golkar karena itu adalah virus,’’ ucap Ridwan.

Belajar dari banyaknya politisi yang tersangkut kasus hukum, Ridwan menyatakan partainya kini lebih selektif dalam menyusun daftar caleg. Selain mengandalkan kadernya sendiri, pihaknya juga memberikan kesempatan kepada orang-orang di luar kader, misalnya PNS, untuk maju sebagai caleg mewakili Golkar.

Dengan catatan, mereka memiliki kemampuan intelektual, integritas dan moralitasnya bagus di masyarakat, serta memiliki basis massa yang cukup. Karena, pada dasarnya, kalau memiliki basis massa yang banyak, dia akan merasa malu untuk berbuat aib.

‘’Pada dasarnya seorang politisi yang memiliki massa banyak, dia selalu berhitung kalau mau melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan aib. Saya berharap politisi-politisi dari Golkar juga akan seperti itu, menjauhi hal-hal yang bersifat negatif,’’ tuturnya.

Dengan berbagai pembenahan yang telah dan akan dilakukannya, termasuk melakukan rekrutmen secara fair dan terbuka, Ridwan optimis jumlah dukungan masyarakat terhadap Golkar masih yang tertinggi dibandingkan partai lainnya. Karena itu, pada pemilu mendatang ia menargetkan perolehan suara Golkar di Sultra di atas target nasional.  

Sekaitan dengan itu, kader Golkar yang masih muda dan energik ini mengajak politisi-politisi di Sultra untuk berpolitik secara santun, dengan memupuk semangat kebersamaan, persatuan, dan mengutamakan kedamaian.

‘’Janganlah melakukan provokasi-provokasi yang bisa mengecilkan partai lain atau caleg-caleg lain. Marilah kita jual potensi diri kita masing-masing atau partai kita, mari kita jual program partai kepada masyarakat,’’ ajak Ridwan, yang sehari-hari dikenal sebagai Bupati Muna. (Nining)


Tidak ada komentar: