25 September 2008

Seperti Artis

Profil Penyiar Gamasi

WALAUPUN hanya cuap-cuap menjual suara dan program acara, seorang penyiar juga bisa terkenal seperti halnya artis sinetron, bintang film, dan penyanyi. Hal itu dirasakan Adi Gamajaya, salah seorang penyiar Radio Gamasi FM.
  ‘’Berkat menyiar, saya jadi seperti artis, dikenal banyak orang dan punya banyak teman,’’ aku Adi Gamajaya saat ditemui di studio Gamasi.
  Pria kelahiran Makassar, 25 Januari 1960, ini merupakan salah satu penyiar favorit sambalu Gamasi. Program acara yang dibawakannya dan selalu dinantikan pendengar adalah Pacarita (Panggung Canda, Cerita dan Tawa).
  Acara mingguan ini diudarakan setiap hari Rabu dan Minggu pukul 19.00-21.00 Wita, berisi humor dan cerita-cerita atau teka teki lucu, yang tidak menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), cacat orang, dan tidak porno.
  ‘’Dalam acara ini, sambalu sendiri yang bercerita atau berteka-teki. Kami hanya sebagai mediator dan pemberi semangat,’’ jelas Adi Gamajaya. 
  ‘’Acara ini banyak ditunggu-tunggu karena bisa menghilangkan stres. Mungkin karena unsur humornya tinggi,’’ beber suami Kurnilawati A.Ma itu.
  Selain Pacarita, Adi Gamajaya juga membawakan acara Tambara dan Barugaya. Pria yang bergabung di Gamasi sejak 1991 ini juga diminta membantu TVRI, membawakan acara Deng Mampo. 
  Bapak 3 putra dan 2 putri yang bernama asli MS Dg Lewang ini tak memungkiri bahwa masalah di luar kantor, misalnya persoalan rumah tangga, juga mempengaruhi seorang penyiar dalam menjalankan tugasnya. Tapi, baginya, itu merupakan tantangan.
  ‘’Sebelum masuk ke ruang siar, kita buang dulu seluruh persoalan, kita bersihkan dulu hati kita. Kita di bilik siar kan cuma 1-2 jam, masa’ tidak bisa mengatasi hal itu,’’ kilahnya.
  ‘’Tapi kalau memang berat persoalannya, lebih baik minta izin,’’ lanjut pria yang juga berprofesi sebagai MC di panggung-panggung hiburan di kota Makassar itu.
  Bagi Adi Gamajaya, menyiar itu seni, dan menyiar itu harus ditunjang dengan wawasan. Menurut dia, seorang penyiar harus punya bekal pengetahuan dan perbendaharaan kata yang banyak, di samping harus komunikatif, sopan, santun, dan sabar.
  ‘’Sebagai seorang penyiar, kita merasa puas kalau yang kita lakukan saat bertugas itu dirasakan dan diterima masyarakat,’’ ungkap pria yang mengawali karier kepenyiarannya di Radio Gandaria pada 1981 itu.
  Adi Gamajaya sangat merespon upaya-upaya yang dilakukan sambalu Gamasi untuk lebih mempererat tali persahabatan dan persaudaraan di antara mereka, dengan membentuk Persaudaraan Sambalu Gamasi (PSG). 
  Anggota PSG saat ini tercatat kurang lebih 300 orang. Fans Gamasi itu awalnya hanya kirim-kirim salam dari satu pendengar ke pendengar lain. Kini, mereka meningkatkan hubungan silaturahmi dengan saling mengunjungi dan mengadakan acara kumpul-kumpul secara rutin setiap minggu atau setiap bulan.
  ‘’Untuk ke depannya nanti, mungkin ada yang bisa dikembangkan dari PSG ini, misalnya membuka usaha-usaha jasa atau usaha lain,’’ papar Adi Gamajaya, yang merasa betah berkarya di Gamasi karena di radio ini terjalin harmonisasi antar penyiar, sehingga ia dan rekan-rekannya seolah-olah satu rumpun keluarga. (wahyudin)

Tidak ada komentar: