25 September 2008

Potensi Pariwisata Bombana

WALAUPUN Kabupaten Bombana baru terbentuk sebagai daerah otonom, namun potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di daerah ini, baik wisata alam maupun wisata budaya, sangat representatif untuk dikelola dan dikembangkan.
  Obyek wisata Pulau Sagori di Kecamatan Kabaena, dengan hamparan pasir putih yang belum tercemar, sangat cocok untuk kegiatan berjemur sembari menikmati hempasan ombak, sebagaimana lagu ‘’Kabaena gunungnya tinggi, ombak di laut sama ratanya’’.
  Selain hamparan pasir putih, Pulau Sagori juga memiliki terumbu karang yang sangat indah serta biota laut yang beraneka ragam jenisnya. Pemandangan bawah laut yang sangat menakjubkan, sangat ideal untuk kegiatan diving.
  Pulau Sagori ditumbuhi sejumlah pohon pinus dan dihuni oleh masyarakat suku Bajo. Di pulau ini, wisatawan pun bisa menikmati keindahan saat terbit dan tenggelamnya matahari.
  Akses untuk ke Pulau Sagori dengan menggunakan kapal Super Jet dari ibukota kabupaten ditempuh sekitar 2 jam, sedangkan dari Kelurahan Sikeli hanya sekitar 15 menit.
  Tak kalah menariknya dengan obyek wisata Pulau Sagori, yang juga potensial untuk dikelola dan dikembangkan, adalah obyek wisata Pulau Basa dan Pantai Nirwana di Kecamatan Poleang.
  Untuk mencapai obyek wisata Pulau Basa tersedia alat transportasi speed boad, dan hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Boepinang (ibukota Kecamatan Poleang). Sedangkan Pantai Nirwana dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Jarak Pantai Nirwana dengan ibukota kecamatan sekitar 8 km, dan dari ibukota kabupaten sekitar 68 km.
  Sementara di Desa Lengora, Kecamatan Kabaena Timur, terdapat Gua Watuburi. Obyek wisata ini juga dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat, sekitar 25 km dari ibukota kecamatan.
  Keunikan dan daya tarik gua ini adalah ditemukannya tempat bertapa serta adanya mata air, yang diyakini sebagian masyarakat dapat memberikan khasiat.  
  Obyek wisata alam lainnya yang jadi andalan Bombana adalah Air Mendidih Tahi Ite di Desa Rau-Rau Kecamatan Rarowatu. Obyek wisata ini memiliki keunikan karena selain airnya mendidih, juga airnya rasa asin dan vegetasi bercorak tumbuhan pantai.
  Untuk menjangkau obyek wisata Air Mendidih Tahi Ite dapat diakses dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Jarak dari ibukota kabupaten sekitar 26 km, sedangkan dari ibukota kecamatan sekitar 14 km.
  Obyek lain yang membutuhkan sentuhan investor adalah obyek wisata Air Terjun Langkowi di Kelurahan Taubonto, dan Air Terjun Langkapa di Desa Ladumpi Kecamatan Rarowatu.
  Demikian pula dengan savana dan hutan mangrove di Kecamatan Rarowatu , dapat dikelola dan dikembangkan menjadi obyek wisata menarik sekaligus sebagai obyek penelitian ilmiah.

Wisata Budaya
  Selain wisata alam, Kabupaten Bombana juga kaya wisata budaya. Salah satunya adalah pesta adat yang dilaksanakan oleh penduduk pribumi (To Moronene), yakni pesta/upacara perkawinan.
  Upacara perkawinan masyarakat To Moronene memiliki keunikan dan spesifikasi. Setelah melalui tahapan peminangan, prosesi selanjutnya adalah Metiwawa (mengantar calon mempelai perempuan ke rumah calon mempelai laki-laki) pada hari puncak pelaksanaan pernikahan secara adat. Prosesi tersebut disebut Tina Niwawa.
  Dalam perjalanan menuju kediaman calon mempelai laki-laki, rombongan diiringi tetabuhan gong. Dan setibanya di halaman calon mempelai laki-laki, rombongan calon mempelai perempuan disambut dengan tarian penjemputan yang disebut Momaani. Penarinya terdiri dari beberapa orang pemuda gagah perkasa berpakaian adat Moronene, lengkap dengan Taa (parang panjang) dan tameng/perisai.
  Sebelum memasuki kediaman calon mempelai laki-laki, terlebih dahulu dilakukan Mompindai Sincu, dengan membacakan mantera (doa) oleh Tua Adat/Tolea. Inti dari mantera/doa adalah permohonan kepada Yang Maha Kuasa, semoga perjalanan kehidupan keluarga calon mempelai senantiasa mendapat ridho dan perlindunganNya.

Tarian dan Pakaian Adat
  Tarian daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Kabupaten Bombana yang juga memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Jenis tarian yang sangat terkenal , baik di level lokal, regional, maupun nasional, antara lain tarian Morengku, Lumense, Lulo Alu dan Lulo umum.
  Tarian Morengku, Lumense, dan Lulo Alu bahkan pernah terpilih mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada Festival Tarian Daerah di Jakarta.
  Salah satu tarian, yakni Lumense, berasal dari Kecamatan Kabaena. Lumense berasal dari kata Lume yang berarti terbang, dan Mense yang berarti tinggi. Jadi, Lumense berarti terbang tinggi.
  Makna dari tarian ini adalah pemujaan pada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat.
  Demikian pula tarian Lulo umum, dilakukan pada acara-acara khusus, misalnya pada resepsi pernikahan, penyambutan tamu ataupun pada acara-acara hajatan lainnya. Penari Lulo umum tidak ada batasan gender, usia maupun status sosial.

Musik Tradisional
  Selain pesta adat dan tarian daerah, Kabupaten Bombana juga memiliki aset budaya yang potensial untuk dikembangkan, yakni seni musik tradisional. Di antaranya adalah musik bambu O’ore. Jenis musik ini bahannya terbuat dari bambu pilihan dan dirancang secara khusus, sehingga bila dihentakkan akan mengeluarkan bunyi sesuai nada yang diinginkan.
  Musik tradisional lainya adalah Ndengi-ndengi. Bahannya terbuat dari kayu jenis tertentu, terdiri atas 3 batang dan masing-masing mempunyai nada yang berbeda. Jika dimainkan akan mengeluarkan bunyi yang dapat mengiringi tarian Lulo umum. (nining)  

Tidak ada komentar: