25 September 2008

Peluang Investasi di Bombana

KABUPATEN Bombana secara kewilayahan terdiri atas daratan seluas kurang lebih 2.929,69 km dan laut sekitar 11.837,31 km. Dengan kondisi tersebut, potensi sumberdaya kelautan memiliki peluang investasi yang cukup signifikan.
  Hasil perikanan Kabupaten Bombana mampu memenuhi kebutuhan, baik untuk masyarakat lokal maupun ekspor. Berbagai jenis hasil produksi perikanan, khususnya untuk komoditi ekspor, antara lain ikan sunu, kerapu, kakap, baronang, lobster, cumi-cumi, benur, rumput laut, dan kerang-kerangan.
  Secara ekonomis, peluang investasi pada sektor perikanan masih terbuka dan memiliki prospek untuk dikembangkan di masa mendatang. Peluang investasi dimaksud meliputi :

a. Budidaya Tambak
  Areal pertambakan Kabupaten Bombana tersebar dan diusahakan di 7 (tujuh) wilayah kecamatan. Produksi tambak merupakan salah satu sektor dalam bidang pertanian penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang cukup signifikan.
  Untuk menjangkau desa-desa produsen tersebut dapat diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

b. Budidaya Mutiara
  Budidaya mutiara di Desa Sikeli, Kecamatan Kabaena, masih dilakukan secara perseorangan. Dilihat dari kondisi salinitas maupun aspek-aspek lainnya, Kecamatan Kabaena sangat ideal dan potensial untuk pengembangan budidaya mutiara, baik jenis mutiara bundar (Mound Pearl) maupun jenis mutiara blister (Half Pearl).

c. Budidaya Rumput Laut
  Sama halnya budidaya mutiara, budidaya rumput laut pun di Kabupaten Bombana masih diusahakan secara perorangan. Kondisi perairan yang belum terkontaminasi oleh pencemaran tentunya memiliki prospek pengembangan budidaya rumput laut secara besar-besaran dengan sentuhan teknologi tepat guna.
  Hasil rumput laut yang dihasilkan masyarakat desa pesisir (Desa Batulamburi, Masaloka, Pulo Tambako) dipasarkan melalui pengusaha local. Produk yang dihasilkan adalah bentuk gelondongan dan dipasarkan ke kota Bau-Bau dan Kendari.

Pertanian
  Potensi lain yang tak kalah pentingnya adalah di bidang pertanian. Seperti diketahui, Kabupaten Bombana merupakan salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas lahan sawah 7.688 Ha, dengan produksi 424.204 kw gabah kering giling per tahun atau senilai Rp 76.356.720.000. 
  Peluang pengembangan dan pemanfaatan lahan pertanian padi sawah di daerah ini masih sangat terbuka karena lahan pengembangan persawahan 25.559 Ha. Ekstensifikasi dan intensifikasi dengan sentuhan teknologi tepat guna merupakan ruang investasi yang didambakan masyarakat Kabupaten Bombana.

Pertambangan
  Di bidang pertambangan, potensi tambang Kabupaten Bombana tersebar di beberapa desa dan kecamatan. Jenis-jenis tambang yang memiliki potensi sangat besar antara lain marmer, batu permata, nikel, pasir kwarsa, batu gamping, dan tanah liat/lempung.
  Potensi yang sangat besar tersebut belum dieksploitasi secara optimal sehingga terbuka peluang investasi di bidang pertambangan yang memiliki nilai ekonomis cukup prospektif.
  Lokasi tambang marmer, batu permata, dan nikel dapat dijangkau dari ibukota kabupaten dengan Super Jet selama kurang lebih 2 jam pelayaran ke Sikeli. Selanjutnya untuk mencapai lokasi tambang di Desa Lengora dan Enano (Kabaena Timur) serta Desa Rahadopi, Pongkalaero, dan Batu Awu di Kecamatan Kabaena dapat menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
  Sedangkan lokasi tambang pasir kwarsa, batu gamping dan tanah liat/lempung dapat diakses dari ibukota kabupaten dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan lama perjalanan 1 sampai 2 jam.
  Beberapa perusahaan tercatat telah melakukan eksploitasi dan penguasaan lahan terhadap jenis-jenis pertambangan tertentu. 

Eksploitasi Batu Gamping/Kapur
1. CV Dwi Putera
2. CV Aneka Baya
3. PT Kolaka Mentari


Penguasaan Lahan Pertambangan
a. Kecamatan Kabaena
  1. PT Mineral Adhikara Nikel (seluas 430 Ha)
  2. PT Hardjo Diharjo (seluas 540 Ha)
  3. PT Arga Morini (seluas 2.213 Ha)
  4. PT Bumi Makmur Selaras (seluas 45.250 Ha)
  5. PTTekonindo (seluas 3.246,75 Ha)

b. Kecamatan Kabaena Timur
  1. PT Inco (seluas 3.329,66 Ha)


Sarana dan Prasarana Pendukung Investasi
  Untuk menarik minat investor, sarana dan prasarana pendukung investasi harus tersedia. Sekaitan dengan hal tersebut, sektor perhubungan menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Bombana.
  Kini, jarak antara Rumbia (Ibukota Kabupaten Bombana) dengan Kota Kendari sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, sejauh 170 km, dapat ditempuh tiga jam menggunakan kendaraan roda empat.
  Demikian pula prasarana jalan yang menghubungkan Rumbia dengan kecamatan-kecamatan lainnya, kualitasnya mengalami peningkatan cukup signifikan. Sementara dari Rumbia ke kecamatan yang ada di Pulau Kabaena dilayani dua kapal cepat dengan lama pelayaran dua jam.
  Akses lain ke wilayah tersebut dapat juga melalui pelabuhan Boepinang atau dari pelabuhan Bambaea dengan lama pelayaran antara 2-3 jam.
  Demikian halnya jalan yang menghubungkan ibukota kecamatan dengan desa-desa selaku kantong-kantong produsen, peningkatan kualitasnya menjadi skala prioritas pembangunan Kabupaten Bombana mulai Tahun Anggaran 2005. 
  Mobil penumpang baik dari Rumbia maupun ke kecamatan-kecamatan yang ada di daratan Pulau Sulawesi ke Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara – Kendari -, rata-rata dua kali sehari pergi/pulang.
  Selain hubungan darat, terdapat pula pelabuhan laut di Rumbia, Boepinang (Ibukota Kecamatan Poleang), Bambaea (Ibukota Kecamatan Poleang Timur), dan di Teomokole Kecamatan Kabaena, yang merupakan pelabuhan transit barang dan jasa maupun komoditas hasil pertanian dan kehutanan dari dan ke daerah lainnya.
  Sedangkan di Dongkala (Ibukota Kecamatan Kabaena Timur) terdapat dermaga penyeberangan kapal Ferry trayek Dongkala-Mawasangka (Kabupaten Buton) dengan frekuensi pelayaran dua kali sehari.
  Tersedianya fasilitas akomodasi berupa hotel/penginapan dan restoran/rumah makan di Bombana, adalah salah satu sarana penunjang kegiatan ekonomi dan investasi di daerah ini.
  Di tujuh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bombana rata-rata tersedia rumah makan yang cukup representatif dengan menu utama sari laut. Sesuai data yang ada, sangat terbuka peluang investasi untuk mengelola dan mengembangkan sektor ini secara profesional.
  Sementara itu, jaringan telekomunikasi yang diusahakan Telkomsel dan tersedia di Rumbia dapat menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai manca negara. Warung telekomunikasi (Wartel) satelit tersedia 27 unit dan tersebar di tujuh kecamatan.
  Usaha jasa di bidang telekomunikasi di tujuh wilayah kecamatan, khususnya di Ibukota Kabupaten Bombana (Rumbia), memiliki prospek investasi yang cukup signifikan untuk dikembangkan sehingga jangkauan akses komunikasi dapat mengglobal.
  Di sektor perlistrikan, kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Bombana, baik untuk rumah tangga maupun industri kecil, dipenuhi oleh PLN dan non-PLN.
  Untuk Kecamatan Poleang, Poleang Timur, dan Poleang Barat, kebutuhan terhadap tenaga listrik adalah koneksitas dari PLN Cabang Kabupaten Kolaka dan dibantu PLTD yang ada di Kecamatan Poleang dan Poleang Timur.
  Demikian halnya bagi Kecamatan Rumbia dan Rarowatu, dilayani PLTD yang ada di Rumbia. Sementara kebutuhan listrik untuk kecamatan di Pulau Kabaena dipasok oleh PLTD yang terdapat pada masing-masing kecamatan.
  Secara kumulatif, sektor perlistrikan di Kabupaten Bombana pada 2003 mengalami pertumbuhan sebesar 9.04 %. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Bombana, kebutuhan terhadap listrik akan terus bertambah pula. Oleh sebab itu, peluang investasi di sektor ini memiliki prospek yang cukup cerah.
  Di sektor air bersih, peluang investasinya pun cukup signifikan karena secara kualitatif mengalami pertumbuhan sebesar 6,63 %. Pada umumnya sumber air bersih di Kabupaten Bombana diusahakan dari air sungai yang berasal dari pegunungan. Pengelolaannya dilakukan oleh PDAM dan swasta/masyarakat. (nining)  

Tidak ada komentar: