26 September 2008

Lega dan Plong


Profil Nurdin KDI

KENDATI sudah hidup mandiri di ibukota dan membantu kehidupan ekonomi keluarga di Pamboang, Majene, Sulbar, Nurdin KDI - kampiun Kontes Dangdut TPI (KDI) 4 - beberapa bulan belakangan tetap merasa ada hal mengganjal dalam upaya kerasnya menjadi penyanyi profesional.
  Pasalnya, setiap habis tampil di pentas hiburan dangdut live di berbagai daerah - pasca memenangkan persaingan dengan Frida Amartin asal Yogyakarta di babak grandfinal di Istora Senayan Jakarta, 18 Agustus 2007 silam -, khalayak penggemarnya selalu menanyakan kapan lagu rekaman usungan Nurdin atau album kompilasi terbaru KDI rampung dan beredar luas.
  Nah, mulai awal Februari 2008, putra bungsu dari enam bersaudara pasangan petani dan nelayan Yaseng serta almarhumah Dahari ini sudah punya jawaban pasti.
  ‘’Rasanya lega dan plong begitu album kompilasi KDI-4 benar-benar diluncurkan secara luas ke bursa kaset nasional. Maklumlah, peredaran kaset dan berikutnya CD yang sempat tertunda berkali-kali, menjadi ganjalan tersendiri bagi debutan profesional saya di blantika dangdut nasional,’’ papar Nurdin.  
  Album bertitel “KDI-4 Paling Yahud” ini berformat kaset, diproduksi MNC & TPI serta diedarkan Musica Studios, berisi 12 lagu (menyusul format CD, 15 lagu) karya pemenang Lomba Cipta Lagu Dangdut (LCLDut) 2007. Nurdin sebagai kampiun, diberi kesempatan mengusung sendiri lagu “Silpia” karya komposer Hamdan Anugerah M.
  ‘’Lagu Silpia berkisah tentang seorang pria yang ditinggal pergi kekasihnya. Berkat penghayatan total plus lirik lagu dan musik pengiring yang cocok dengan karakter vokal saya, saya berharap lagu karya Hamdan Anugerah tersebut bisa diterima khalayak penggemar dangdut di segala pelosok tanah air. Hingga bisa menjadi semacam batu loncatan luar biasa bagi saya untuk menembus dan menggebrak blantika musik dangdut nasional yang dua tahun belakangan lagi lesu darah,’’ harap Nurdin.
  Memang tak mudah bagi jebolan SMK 2 Majene jurusan Manajemen Bisnis enam-lima tahun silam ini. Pasalnya, insan dan pelaku industri musik dangdut masih bersikap diskriminatif terhadap penyanyi pria. Hal itu terjadi pula dalam album kompilasi terbaru bintang KDI. Indikasinya, Frida sebagai juara kedua malah dipercaya mengusung dua lagu secara tunggal yakni “Salam Dangdut” karya Boy Yudhistira serta tembang “Bajakan” ciptaan komposer Mbah Jago.
  Sementara Nurdin yang lewat ajang KDI-4 meruntuhkan dominasi penyanyi wanita, di mana tiga pemenang sebelumnya – Siti Rahmawati, Gita dan Lola (asal Jawa Barat) -hanya satu lagu, seperti halnya Rahman, pengusung lagu “Ada Kamu’’, Lita (Penyesalan), F2F (Dasar Boneng), Risqi (Kembang Zaman), Dien (Lelaki Penakluk), Monica (Dangdut Calypso), Gita KDI-2 (Beda Arah), Lola KDI-3 (Ungkapan Hati), Eny KDI-3 (Hanya Mimpi).
  Tentang alasan Frida mengusung dua lagu, Nana Putra - Direktur Operasional TPI - berkilah hal tersebut semata-mata karena kecocokan karakter vokal.
  ‘’Kebetulan karakter vokal Frida sangat cocok untuk mengusung dua lagu,’’ tutur Nana. (agust)

Tidak ada komentar: