07 November 2008

Tembok Ratapan


KETIKA ke Yerussalem, rombongan Yenny juga mendatangi lokasi yang selama ini dikenal sebagai Tembok Ratapan. Tembok luar di sebelah barat Bait Suci Yahudi ini sekarang menjadi tempat paling suci bagi umat Yahudi dunia.


Menurut tradisi para rabbi, tempat ini dalam arti tertentu berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di sinilah orang-orang Yahudi berkumpul untuk berdoa sejak zaman dahulu semenjak Bait Allah II dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70.


Di depan tembok itu, banyak orang berdoa sambil menangis. Tetapi, Yenny tidak tahu menangis untuk apa? Banyak orang Yahudi yang melakukan itu. Apakah tembok itu sudah banyak menyelamatkan mereka.


Memasuki tembok ini, pengunjung dibagi berdasarkan gender. Yang laki-laki sendiri dan perempuan di tempat tersendiri. Mereka harus berada di tempat yang terpisah. Di kawasan Bait Suci, juga ada Masjidil Aqsa


Menurut catatan dari situs yang ada, Tembok Ratapan ini sebenarnya adalah tembok bagian barat Bait Allah Kedua yang dibangun oleh Raja Herodes Agung pada tahun 20 sebelum Kristus, yang dalam bahasa Ibrani disebut “HaKotel Ha’Ma’aravi”, artinya tembok sebelah barat.


Blok-blok batu berukuran besar sekali dari zaman Herodes Agung I terletak satu di atas yang lain tanpa perbaikan selama kurang lebih dua ribu tahun. Setelah Bait Allah dihancurkan oleh Jendral Titus pada tahun 70 masehi sesuai dengan nubuat Yesus yang digenapi (Luk 19:41), orang Yahudi sebenarnya sudah tidak mempunyai tempat suci untuk beribadah lagi.


Dan juga diingat bahwa pada tahun 123 masehi hampir sebagian besar orang Yahudi tidak diperkenankan lagi berada di daerah ini, mereka diusir keluar dari tanah ini (mengingatkan kita akan berdirinya kota pagan Aelia Capitolina di atas Yerusalem dan juga Diaspora bangsa Yahudi ke seluruh dunia).


Hanya sekelompok kecil orang Yahudi yang masih ada di daerah ini mencari sisa peninggalan dari Bait Allah dan mereka menemukan sisa tembok luar sebelah barat dari Bait Allah. Barulah mulai timbul kebiasaan untuk datang berdoa di bagian tembok ini yang telah berjalan hampir dua puluh abad lamanya sampai tahun 1948.


Selama Yerusalem berada di bawah kuasa Yordania (1948-1967), orang-orang Yahudi tidak dapat berdoa di tempat ini. Tetapi setelah Yerusalem dipersatukan kembali, orang-orang Yahudi merubuhkan semua gubug di sekitar tembok ini, lalu membuka sebuah lapangan raya di sekelilingnya, sehingga sekarang mereka dapat berdoa dan berkumpul di sini dengan leluasa.


Tembok Ratapan merupakan suatu atraksi tersendiri, sehingga selalu dikunjungi banyak turis. Pada setiap jam, siang dan malam, tanpa peduli akan musim, di dekat tembok ini dapat dijumpai orang-orang Yahudi yang berdoa dan kadang-kadang memasukkan gulungan-gulungan kertas kecil ke dalam celah-celah batu. Pada gulungan kertas itu dicatat wujud doa.


Tembok ini disebut Tembok Ratapan, sebab pada tembok inilah orang-orang Yahudi sampai sekarang berdoa dan meratapi kehancuran Bait Suci sambil berharap bahwa suatu saat jika Tuhan memang berkenan, Bait Suci tersebut akan dibangun kembali, dan juga meratapi akan tersebarnya sebagian besar bangsa Yahudi di seluruh dunia.


Kisah tembok ini, kata pemandu, bermula karena Israel banyak bentengnya. Negara itu pernah beberapa kali mengalami peperangan dan hancur, kemudian dibangun kembali. Tetapi ada bagian tembok yang luput dari penghancuran. Tembok yang lainnya hancur. Bagian tembok inilah yang jadi akses jalan ke Bait (Rumah) Suci. Di situ terdapat delapan pintu.


Masjidil Aqsa itu, asal mulanya adalah tempat penukaran uang. Berkaitan dengan Masjidil Aqsa ini, terdapat kebenaran prediksi Quran pada surat Ar-Rum menjadi kenyataan, ketika kerajaan Byzantium Roma Timur setelah kalah akan menang kembali.


Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).


Ayat ini turun sekitar tahun 620 M, hampir 7 tahun setelah Kerajaan Persia mengalahkan Byzantium tahun 613-614. Kekalahan ini mengakibatkan Byzantium mengalami kerugian yang sangat besar sehingga saat itu tampaknya tidak mungkin akan bangkit.


Dengan kekalahannya di Antioch tahun 613, Persia mengambil alih kekuasan di Damaskus, Sisilia, Tarsus, Armenia, dan Yerusalem. Kehilangan Yerusalem tahun 614 sangat berbekas bagi rakyat Byzantium karena tempat sucinya dikuasai oleh Persia. Selain itu bangsa Avars, slav, dan Lombards menjadi ancaman bagi kerajaan Byzantium.


Bangsa Avar telah mencapai dinding Contantinopel. Melihat hal itu, Raja Heraclius memerintahkan emas dan perak dikumpulkan dalam gereja dan dilebur menjadi uang untuk membiayai perang. Ini saja belum cukup lalu mereka menggunakan perunggu untuk membuat uang.


Banyak gubernur membangkang terhadap perintah Heraclius, sehingga saat itu Byzantium di ujung tanduk kehancuran. Mesopatamia, Cicilia, Syria, Palestina, mesir, dan Armenia, yang sebelumnya dikuasai oleh Byzantium, telah jatuh ke Persia.


Singkat cerita, semua orang meramalkan bahwa Byzantium pasti akan hancur. Akan tetapi ayat Quran yang turun kemudian meramalkan bahwa Byzantium akan kembali menang/berjaya dalam kurun 3 sampai 9 tahun. Menurut orang Arab jahiliyah saat itu, prediksi itu sangat mustahil.


Seperti prediksi-prediksi Quran lainnya, kemenangan Byzantium menjadi kenyataan . Dalam tahun 622 M, Heraclius mendapat sejumlah kemenangan dan menguasai Armenia. Pada bulan Desember 627 M, kedua pasukan bertempur di dekat Nineveh, sekitar 50 km sebelah timur sungai Tigris, di Bagdad. Pertempuran ini lagi-lagi dimenangkan oleh pasukan Byzantium. Beberapa bulan kemudian Persia terpaksa menandatangani kesepakatan dengan Byzantium untuk mengembalikan daerah-daerah yang diambilnya.


Suatu informasi yang terungkap dengan turunnya surat ar-Rum itu adalah soal daerah yang saat itu tidak diketahui oleh seorang manusia pun: mereka akan dikalahkan di daerah terendah di muka bumi. Bahasa Arabnya adalah adna al-ard, banyak yang menterjemahkan sebagai daerah terdekat. Ini bukanlah makna tulisan, melainkan sebuah tafsiran.


Kata adna diturunkan dari kata dani (rendah), yang artinya daerah rendah. Sehingga adna al-ard berarti tempat terendah di muka bumi, yaitu di daerah Laut Mati. Maha Suci Allah.. daerah terendah itu baru diketahui setelah ditemukannya alat-alat pengukur di jaman modern ini.


Di antara delapan pintu ada satu pintu yang disebut Golden Gate (Pintu Emas). Pintu emas ini diyakini, baik Islam, Yahudi maupun Kristen, begitu Isa Almasih datang, pintu Golden Gate itu akan terbuka. Saat pintu itu terbuka, semua orang mati akan dibangkitkan.


Di depan Golden Gate terdapat kuburan Islam. Jadi, semua orang Islam yang meninggal dimakamkan di kuburan itu.


Yenny mendapat informasi dua versi. Pertama, semua orang mati akan sama-sama dibangkitkan. Saat dibangkitkan kelak, mereka akan berebutan masuk ke pintu emas. Versi kedua mengatakan, orang Islam sengaja menghalangi (dengan membangun kubur di dekat situ) orang Kristen agar tidak masuk melalui pintu emas tersebut.


Orang Yahudi malah beranggapan bahwa Tuhan tidak akan datang ke dekat pintu emas itu, tetapi di tempat lain. Nanti dari situlah baru sama-sama menuju pintu emas.


Laut Mati

Pengalaman Yenny yang juga menarik adalah ketika ke Laut Mati. Airnya asin. Dasarnya, bukan pasir, tetapi garam. Bahkan rombongan wanita kelahiran Makassar ini sempat berenang.


Begitu masuk ke air, tubuh akan terangkat ke atas. Kadar garamnya sangat tinggi. Dan, tidak bisa kena mata. Kalau terkena, akan teriritasi. Jadi mereka yang masuk ke laut ini, harus menggunakan kacamata air.


Di laut yang juga dalam itu, tidak ada ikan yang hidup. Lokasi Laut Mati ini kira-kira satu jam perjalanan darat dengan mobil dari Tel Aviv.


Menurut catatan dari berbagai dunia maya, Laut Mati ialah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania. Berada pada 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi.


Laut Mati amat asin, yang membuatnya tak mungkin bagi makhluk hidup untuk hidup. Inilah alasan namanya. Bagaimana pun, ini tak benar-benar mati, karena beberapa jenis bakteri bisa hidup di sini.


Karena airnya begitu asin, orang bisa mengapung dengan mudah di Laut Mati tanpa kesulitan. Wisatawan datang dari seluruh dunia untuk mengapung di sini. Orang bisa membaca sambil tiduran karena berat jenis Laut Mati lebih besar dibanding berat jenis (BJ) manusia.


Kalau ke Israel, orang banyak membeli minyak zaitun. Katanya, cocok untuk konsumsi orang yang mengalami kolesterol tinggi. (de@r, habis)

Tidak ada komentar: