07 November 2008

Kisah Letusan Gunung Tambora (6)

Panduan Pendakian


KALAU mau mendaki Gunung Tambora sebaiknya melalui jalur resmi, yang relatif lebih aman dari jalur lain. Untuk menuju ke Dusun Pancasila harus menggunakan armada darat dari Cabang Banggo (baca: cabang Mbanggo) Kabupaten Sanggar. Perjalanan ini dapat ditempuh selama dua jam 15 menit.


Para pendaki sebaiknya menginap di basecamp Bapak Lewah, Kepala Dusun Pancasila. Boleh juga menginap di rumah Bapak M Yusuf (babe), seorang guide pendakian Gunung Tambora yang sangat berpengalaman mengenai seluk-beluk dan sejarah Gunung Tambora.


Dari Dusun Pancasila menuju ke Pos I dapat ditempuh selama satu jam. Di Pos I tersebut terdapat sebuah pondok dan sekitar 20 meter terdapat mata air berbentuk sumur. Airnya jernih. Lalu, dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama satu jam. Di pos tersebut terdapat tempat datar untuk beristirahat. Sekitar lima meter dari tempat tersebut terdapat sungai kecil yang mengalirkan air jernih.


Dari Pos II melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Pos III dengan melalui hutan yang lebat. Rute ini dapat ditempuh selama tiga jam. Di Pos III tersebut ada tanah datar luas. Terdapat pula pondok untuk tempat berteduh para pemburu rusa timor. Adapun cara berburunya yaitu dengan menggunakan anjing sebagai pelacak dan menggunakan senapan laras panjang. Di Pos III tersebut merupakan mata air terakhir untuk mengambil air.


Dari Pos III menuju ke Pos IV melalui medan hutan lebat dan ditempuh selama satu jam. Dan, dari Pos IV menuju ke Pos V dapat ditempuh selama 30 menit. Lalu, dari Pos V menuju ke Bibir Kawah dapat ditempuh selama dua jam, dengan melalui vegetasi yang beralih dari vegetasi hutan ke vegetasi Edelweiss. Dari vegetasi Edelweiss menuju padang pasir.


Selama perjalanan kita akan menikmati keindahan alam yang menakjubkan dengan melalui jalur berpasir di kanan-kirinya. Melihat keunikan bunga Edelweiss yang berbeda dengan di gunung-gunung lain yaitu bunga tersebut sangat pendek sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan letaknya masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga ada jenis rerumputan dengan tinggi sekitar satu meter sampai 1,5 meter membentuk barisan-barisan.


Selain itu ada batuan berlapis yang banyak dijumpai di padang pasir dengan bagian atasnya datar seperti meja yang lebar. Batuan berlapis tersebut telah mengalami proses perlapisan batuan akibat dari adanya lelehan lahar setelah berkali-kali gunung tersebut meletus. Lelehan lahar itu kemudian mengalami proses pembekuan serta proses pembatuan.


Dalam kurun waktu lama pada bagian-bagian lapisan batuan yang kurang keras mengalami proses pengeroposan (korosi) kemudian hancur menjadi hamparan pasir atau sering disebut padang pasir. Sedangkan pada bagian-bagian batuan yang keras menjadi batuan yang berlapis-lapis dan pada bagian atasnya datar dengan jarak masing-masing batu sekitar 10 meter lebih dengan ketinggian yang sama pada masing-masing batuan berlapis tersebut.


Setelah sampai di bibir kawah para pendaki dapat menikmati pemandangan yang indah kawah Doro Afi Toi (dari bahasa Bima, yang berarti gunung api kecil). Ini adalah sebuah nama kawah Gunung Tambora yang terkenal dengan letusan dahsyat yang mengalahkan letusan dasyat Gunung Krakatau. Juga kita dapat melihat lapisan batuan di sepanjang tebing kawah Doro Afi Toi.


Perjalanan dari bibir kawah menuju ke Puncak Gunung Tambora ditempuh selama satu jam 30 menit melalui hamparan padang pasir. Di kanan kiri terdapat bunga Edelweiss serta batuan berlapis.


Sesampainya di Puncak Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 m dpl (di atas permukaan laut), para pendaki akan lebih leluasa menikmati pemandangan yang indah. Salah satu pesona kawahnya yang sangat lebar dengan adanya telaga hijau di dasar kawah akibat letusan terdahsyat dalam sejarah sehingga dapat menghasilkan fenomena alam yang menakjubkan. ( de@r, berbagai sumber)

Tidak ada komentar: