KETEKUNAN Jessica P. Laurens ‘bermain air’ di kolam renang ternyata tidak hanya berhasil melenyapkan penyakit asma yang dideritanya, tetapi juga berujung pada prestasi. Sejumlah medali emas dari berbagai kejuaraan renang diraihnya dengan gemilang. Semua itu, membuat putri pasangan Jemmy Laurens dan Maria Suryanto ini makin terpacu menorehkan prestasi demi prestasi lagi.
‘’Awalnya saya tidak punya keinginan menjadi seorang perenang. Waktu itu saya menderita asma, dan teman-teman menganjurkan agar ikut latihan renang untuk menyembuhkan penyakit yang saya derita. Dan itu terbukti. Dalam kurun waktu 2 tahun, asma saya hilang,’’ ujar dara berparas manis ini.
Jesica mengaku, kariernya sebagai perenang yang dimulai sejak usia 7 tahun tidak terlepas dari peran dan dorongan kedua orangtuanya.
‘’Bapak dan ibu memberikan respon yang sangat baik. Mereka sering mengawal saya saat latihan. Bapak adalah pelatih kedua. Setiap kali saya salah atau kurang sempurna dalam gerakan renang, pasti ditegur habis-habisan,’’ bebernya.
Peraih 8 medali emas sekaligus perenang terbaik Kejurnas 2007 ini mengatakan, latihan yang dijalaninya setiap hari merupakan tantangan sekaligus jalan untuk merebut tahta juara ketika sudah berada dalam suatu event, baik nasional maupun internasional.
‘’Pada awalnya saya hanya berada di peringkat 70 nasional. Kemudian terus naik hingga menembus peringkat satu nasional. Untuk mencapai prestasi itu tidaklah mudah. Butuh proses latihan dan keseriusan,’’ tegas gadis kelahiran Makassar, 21 Januari 1989 ini..
Pengalaman paling berkesan bagi Jessica adalah saat tampil di Indonesia Open tahun 2007 lalu karena dirangkaikan dengan seleksi SEA Games.
‘’Selain bertanding dan bersaing dengan sejumlah perenang senior dan perenang dari negara lain, saya juga mampu mencatat waktu terbaik sehingga lolos ke SEA Games. Perjuangan saya saat itu memang sangat berat, tetapi dengan semangat yang tinggi, saya mampu mengalahkan senior saya,’’ kenang Jessica.
Perenang yang juga gemar basket, bulutangkis, balap mobil, dan sepakbola ini mengaku belum bisa berbangga dengan prestasinya saat ini.
‘’Saya belum bisa berbangga, sebab masih banyak tantangan ke depan, termasuk bersaing dengan perenang lainnya dari luar negeri. Yang pasti, saya bertekad menembus olimpiade. Satu kali saja, saya sudah sangat senang. Ikut olimpiade merupakan kebanggaan tersendiri, apalagi mampu mengharumkan nama Indonesia,’’ tuturnya penuh semangat.
Spesialis gaya kupu-kupu 200 meter dan gaya bebas menengah 200 meter ini mengidolakan perenang puteri dunia asal Amerika, Natalie Cohlien.
‘’Natalie Cohlien idola saya. Apalagi perenang dari Amerika itu spesialisasi gaya renangnya sama dengan saya. Makanya saya termotivasi untuk bisa tampil seperti dia,’’ terangnya.
Di tengah ambisinya menembus pesta olahraga sejagad, olimpiade, Jessica ternyata masih menyimpan rasa prihatin terhadap kehidupan atlet berprestasi Indonesia. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian serius kepada para atlet berprestasi.
‘’Saya berharap pemerintah daerah memberi perhatikan serius, terutama kesejahteraan hidup para atlet,’’ ujarnya sembari membandingkan atlet daerah lain terkait bonus.
Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Hasanuddin ini menilai, seorang pelatih paling berperan bagi setiap atlet.
‘’Bagi saya, pelatih adalah penentu setiap atlet meraih sukses. Om Andre (Andre Santoso) telah membuktikan diri sebagai pelatih renang profesional dan berkarakter,” pungkasnya.
Sang pelatih, Andre Santoso, pun tak mau kalah memuji anak asuhnya itu.
‘’Jessica merupakan perenang andalan Sulsel yang memiliki talenta serta motivasi tinggi untuk menjadi juara,’’ puji Andre. (wahyudin)
Biodata
Nama : Jessica P. Laurens
Lahir : Makassar 21 Januari 1989
Ibu : Maria Suryanto
Bapak : Jemmy Laurens
Pendidikan : UNHAS Jurusan Sastra Inggris Semester 2
Prestasi :
1. Rekor Kelompok Umur Nasional 50 meter gaya kupu-kupu 2008 (Emas)
2. Perenang Terbaik Kejurnas 2007 (Merebut 8 Emas)
3. Perenang Terbaik Indonesia Open 2006
4. Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia 2006, 2007
Alamat : Jalan Sumba No. 82 B
Telepon : (0411) 317131
‘’Awalnya saya tidak punya keinginan menjadi seorang perenang. Waktu itu saya menderita asma, dan teman-teman menganjurkan agar ikut latihan renang untuk menyembuhkan penyakit yang saya derita. Dan itu terbukti. Dalam kurun waktu 2 tahun, asma saya hilang,’’ ujar dara berparas manis ini.
Jesica mengaku, kariernya sebagai perenang yang dimulai sejak usia 7 tahun tidak terlepas dari peran dan dorongan kedua orangtuanya.
‘’Bapak dan ibu memberikan respon yang sangat baik. Mereka sering mengawal saya saat latihan. Bapak adalah pelatih kedua. Setiap kali saya salah atau kurang sempurna dalam gerakan renang, pasti ditegur habis-habisan,’’ bebernya.
Peraih 8 medali emas sekaligus perenang terbaik Kejurnas 2007 ini mengatakan, latihan yang dijalaninya setiap hari merupakan tantangan sekaligus jalan untuk merebut tahta juara ketika sudah berada dalam suatu event, baik nasional maupun internasional.
‘’Pada awalnya saya hanya berada di peringkat 70 nasional. Kemudian terus naik hingga menembus peringkat satu nasional. Untuk mencapai prestasi itu tidaklah mudah. Butuh proses latihan dan keseriusan,’’ tegas gadis kelahiran Makassar, 21 Januari 1989 ini..
Pengalaman paling berkesan bagi Jessica adalah saat tampil di Indonesia Open tahun 2007 lalu karena dirangkaikan dengan seleksi SEA Games.
‘’Selain bertanding dan bersaing dengan sejumlah perenang senior dan perenang dari negara lain, saya juga mampu mencatat waktu terbaik sehingga lolos ke SEA Games. Perjuangan saya saat itu memang sangat berat, tetapi dengan semangat yang tinggi, saya mampu mengalahkan senior saya,’’ kenang Jessica.
Perenang yang juga gemar basket, bulutangkis, balap mobil, dan sepakbola ini mengaku belum bisa berbangga dengan prestasinya saat ini.
‘’Saya belum bisa berbangga, sebab masih banyak tantangan ke depan, termasuk bersaing dengan perenang lainnya dari luar negeri. Yang pasti, saya bertekad menembus olimpiade. Satu kali saja, saya sudah sangat senang. Ikut olimpiade merupakan kebanggaan tersendiri, apalagi mampu mengharumkan nama Indonesia,’’ tuturnya penuh semangat.
Spesialis gaya kupu-kupu 200 meter dan gaya bebas menengah 200 meter ini mengidolakan perenang puteri dunia asal Amerika, Natalie Cohlien.
‘’Natalie Cohlien idola saya. Apalagi perenang dari Amerika itu spesialisasi gaya renangnya sama dengan saya. Makanya saya termotivasi untuk bisa tampil seperti dia,’’ terangnya.
Di tengah ambisinya menembus pesta olahraga sejagad, olimpiade, Jessica ternyata masih menyimpan rasa prihatin terhadap kehidupan atlet berprestasi Indonesia. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian serius kepada para atlet berprestasi.
‘’Saya berharap pemerintah daerah memberi perhatikan serius, terutama kesejahteraan hidup para atlet,’’ ujarnya sembari membandingkan atlet daerah lain terkait bonus.
Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Hasanuddin ini menilai, seorang pelatih paling berperan bagi setiap atlet.
‘’Bagi saya, pelatih adalah penentu setiap atlet meraih sukses. Om Andre (Andre Santoso) telah membuktikan diri sebagai pelatih renang profesional dan berkarakter,” pungkasnya.
Sang pelatih, Andre Santoso, pun tak mau kalah memuji anak asuhnya itu.
‘’Jessica merupakan perenang andalan Sulsel yang memiliki talenta serta motivasi tinggi untuk menjadi juara,’’ puji Andre. (wahyudin)
Biodata
Nama : Jessica P. Laurens
Lahir : Makassar 21 Januari 1989
Ibu : Maria Suryanto
Bapak : Jemmy Laurens
Pendidikan : UNHAS Jurusan Sastra Inggris Semester 2
Prestasi :
1. Rekor Kelompok Umur Nasional 50 meter gaya kupu-kupu 2008 (Emas)
2. Perenang Terbaik Kejurnas 2007 (Merebut 8 Emas)
3. Perenang Terbaik Indonesia Open 2006
4. Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia 2006, 2007
Alamat : Jalan Sumba No. 82 B
Telepon : (0411) 317131
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar